Bayangan di Pintu Rumah Nenek


Di sebuah desa terpencil yang hanya dihuni segelintir keluarga, terdapat rumah tua yang dikelilingi hutan bambu. Rumah itu dulunya milik seorang nenek bernama Marni, yang terkenal akan keterampilannya dalam meracik jamu. Orang-orang desa sering mengunjungi rumahnya untuk meminta jamu atau ramuan khusus. Namun, suatu hari, Nenek Marni menghilang tanpa jejak.

Tahun berganti, dan rumah itu semakin sunyi. Penduduk desa mulai bercerita bahwa di malam hari, mereka sering mendengar suara langkah kaki yang berat, seperti seseorang sedang berjalan tertatih di depan rumah nenek. Beberapa bahkan mengaku melihat bayangan seorang wanita tua berdiri di dekat jendela, dengan tatapan yang kosong dan ekspresi yang samar.

Rasa penasaran mengantarkan seorang pemuda bernama Dimas untuk mencoba memecahkan misteri itu. Dia mendengar bahwa di malam-malam tertentu, tepat di jam 3 pagi, sosok bayangan itu bisa terlihat lebih jelas di bawah rembulan. Dimas pun memutuskan untuk berjaga di depan rumah tua itu bersama seorang temannya. Saat jam menunjukkan pukul 3, mereka mendengar suara langkah kaki yang pelan namun berat mendekati mereka.

Saat itulah mereka melihat bayangan Nenek Marni muncul di depan pintu. Bayangan itu tidak bergerak, hanya memandang ke arah mereka dengan sorot mata yang kosong namun penuh arti. Ketika Dimas memberanikan diri melangkah maju, bayangan itu perlahan membuka mulutnya dan berbisik pelan, “Jangan ganggu… aku menunggu sesuatu yang lebih…”

Ketakutan memuncak ketika temannya tiba-tiba berteriak dan jatuh pingsan. Dimas segera membopong temannya untuk lari dari sana, namun dalam perjalanan pulang, dia merasa seperti terus diikuti. Sesampainya di rumah, mereka tidak pernah lagi membicarakan kejadian itu. Namun setiap kali Dimas menutup mata di malam hari, ia masih bisa mendengar bisikan Nenek Marni, seolah ingin menyampaikan pesan yang belum tuntas.

Related Posts:

0 Response to "Bayangan di Pintu Rumah Nenek"

Posting Komentar